Tradisi Yadnya Kasada: Ritual Unik di Gunung Bromo

Tradisi Yadnya Kasada, ritual unik Suku Tengger di Gunung Bromo yang sarat makna spiritual dan budaya, berlangsung megah setiap tahunnya.

DESTINASI WISATA

Arum

6/13/20252 min read

brown mountain under white clouds during daytime
brown mountain under white clouds during daytime

Gunung Bromo, dengan keindahan alamnya yang memukau, menyimpan sebuah tradisi sakral yang telah berlangsung selama berabad-abad: Yadnya Kasada. Ritual ini bukan hanya sekadar upacara, tetapi juga cerminan dari kearifan lokal dan kedalaman spiritual masyarakat Suku Tengger yang mendiami kawasan sekitar Bromo.

Asal Usul dan Legenda Yadnya Kasada

Nama "Tengger" berasal dari gabungan nama dua tokoh legendaris, Roro Anteng dan Joko Seger, yang merupakan pasangan yang melarikan diri dari kerajaan Majapahit pada abad ke-15. Mereka mendirikan pemukiman di kawasan pegunungan Tengger dan menjadi leluhur masyarakat Tengger saat ini. Menurut legenda, pasangan ini memohon kepada Tuhan untuk dikaruniai keturunan. Doa mereka dikabulkan dengan lahirnya 25 anak. Namun, sebagai syarat dari Tuhan, mereka harus mengorbankan anak bungsu mereka, Raden Kusuma, ke dalam kawah Gunung Bromo. Pengorbanan ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur dan pemenuhan janji kepada Tuhan. Sejak saat itu, tradisi melemparkan sesajen ke kawah Bromo dilakukan setiap tahun pada bulan Kasada, hari ke-14, untuk menghormati leluhur dan memohon berkah bagi masyarakat Tengger.

Waktu Pelaksanaan dan Prosesi Ritual

Upacara Yadnya Kasada dilaksanakan setiap tahun pada hari ke-14 bulan Kasada dalam kalender tradisional Hindu Tengger. Tanggal ini biasanya jatuh pada bulan Juli atau Agustus. Ritual dimulai dengan prosesi dari Pura Luhur Poten, sebuah pura yang terletak di kaki Gunung Bromo. Masyarakat Tengger dari berbagai daerah, seperti Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, dan Malang, berkumpul untuk melaksanakan doa bersama dan mempersiapkan sesajen. Sesajen yang dibawa berupa hasil bumi, seperti sayuran, buah-buahan, dan hewan ternak, yang kemudian dilemparkan ke dalam kawah Bromo sebagai bentuk persembahan kepada Tuhan dan leluhur.

open trip ke bromo dari malang & Surabaya

Makna dan Filosofi Ritual

Yadnya Kasada bukan sekadar ritual fisik, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam kehidupan masyarakat Tengger. Ritual ini merupakan bentuk rasa syukur atas hasil bumi yang melimpah, sekaligus sebagai sarana untuk menjaga hubungan harmonis antara manusia, alam, dan Tuhan. Selain itu, Yadnya Kasada juga mengajarkan nilai-nilai kebersamaan, pengorbanan, dan penghormatan terhadap leluhur. Melalui ritual ini, masyarakat Tengger berharap mendapatkan berkah dan keselamatan dalam kehidupan mereka.

Peran Suku Tengger dalam Pelestarian Tradisi

Masyarakat Tengger memiliki peran penting dalam pelestarian tradisi Yadnya Kasada. Mereka menjaga kelestarian ritual ini dengan cara mewariskannya secara turun-temurun kepada generasi berikutnya. Selain itu, mereka juga berperan aktif dalam mempersiapkan dan melaksanakan prosesi ritual, seperti pembuatan sesajen dan pengaturan jalannya upacara. Melalui keterlibatan aktif ini, masyarakat Tengger memastikan bahwa tradisi Yadnya Kasada tetap hidup dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.

TiketBromo