Sejarah Erupsi Gunung Ijen dan Dampaknya

Sejarah erupsi Gunung Ijen mengungkap kekuatan alam dan dampaknya terhadap lingkungan serta kehidupan masyarakat sekitar.

DESTINASI WISATA

Arum

6/23/20252 min read

woman standing beside lake
woman standing beside lake

Gunung Ijen, terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia, dikenal sebagai salah satu gunung api paling aktif dan unik di dunia. Selain fenomena api biru yang memukau, Gunung Ijen juga memiliki sejarah erupsi yang panjang dan dampak signifikan terhadap lingkungan dan masyarakat sekitarnya. Artikel ini akan membahas sejarah erupsi Gunung Ijen dan dampaknya, serta upaya mitigasi yang telah dilakukan.

1. Sejarah Erupsi Gunung Ijen

Gunung Ijen merupakan bagian dari kompleks gunung api Ijen yang memiliki kaldera besar dengan diameter sekitar 20 kilometer. Kaldera ini terbentuk akibat letusan besar yang terjadi ribuan tahun yang lalu. Dalam catatan sejarah, Gunung Ijen tercatat mengalami beberapa kali erupsi signifikan.

Salah satu erupsi besar yang tercatat terjadi pada tahun 1817. Erupsi ini menyebabkan hujan abu tebal di Banyuwangi dan daerah sekitarnya, serta mengakibatkan kerusakan pada lahan pertanian akibat tertutupnya tanah oleh lapisan abu dan lumpur belerang. Meskipun tidak ada korban jiwa langsung akibat erupsi ini, dampak jangka panjangnya sangat dirasakan oleh masyarakat.

Pada tahun 2000, Gunung Ijen kembali menunjukkan aktivitas vulkanik dengan meningkatnya aktivitas fumarol dan gas beracun. Meskipun tidak terjadi erupsi besar, peningkatan aktivitas ini menyebabkan peningkatan kewaspadaan di kalangan masyarakat dan pihak berwenang.

2. Dampak Erupsi terhadap Lingkungan dan Masyarakat

Erupsi Gunung Ijen memiliki dampak signifikan terhadap lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar. Beberapa dampak tersebut antara lain:

a. Kerusakan Lahan Pertanian

Lapisan abu dan lumpur belerang yang dihasilkan oleh erupsi menutupi lahan pertanian, mengurangi kesuburan tanah dan menghambat produksi pertanian. Hal ini menyebabkan kerugian ekonomi bagi petani dan mengancam ketahanan pangan lokal.

b. Gangguan Kesehatan

Gas beracun seperti sulfur dioksida (SO₂) dan hidrogen sulfida (H₂S) yang dikeluarkan selama erupsi dapat menyebabkan gangguan pernapasan, iritasi mata, dan masalah kesehatan lainnya. Paparan jangka panjang terhadap gas-gas ini dapat menyebabkan kerusakan permanen pada saluran pernapasan.

c. Kerusakan Infrastruktur

Hujan abu dan aliran lahar dapat merusak infrastruktur seperti jalan, jembatan, dan bangunan. Hal ini menghambat mobilitas dan distribusi bantuan, serta memperburuk kondisi ekonomi masyarakat.

d. Gangguan Ekosistem

Asam dari abu vulkanik dan gas dapat menurunkan pH tanah dan air, mengganggu keseimbangan ekosistem lokal. Flora dan fauna yang ada di sekitar gunung terancam punah akibat perubahan lingkungan yang drastis

open trip ke bromo dari malang & Surabaya

3. Upaya Mitigasi dan Penanggulangan

Untuk mengurangi dampak erupsi Gunung Ijen, berbagai upaya mitigasi telah dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, antara lain:

a. Pemantauan Aktivitas Vulkanik

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) secara rutin memantau aktivitas Gunung Ijen melalui pengamatan visual, seismik, dan gas. Informasi yang diperoleh digunakan untuk memberikan peringatan dini kepada masyarakat dan pihak terkait.

b. Pendidikan dan Sosialisasi

Pemerintah dan lembaga terkait melakukan pendidikan dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai potensi bahaya erupsi dan langkah-langkah yang harus diambil saat terjadi aktivitas vulkanik. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan mengurangi risiko korban jiwa.

c. Penataan Wilayah dan Evakuasi

Pemerintah menetapkan zona rawan bencana di sekitar Gunung Ijen dan melakukan penataan wilayah untuk mengurangi jumlah penduduk yang tinggal di daerah rawan. Evakuasi dilakukan secara terencana dan terkoordinasi saat terjadi peningkatan aktivitas vulkanik.

d. Pengelolaan Sumber Daya Alam

Pengelolaan sumber daya alam di sekitar Gunung Ijen dilakukan secara berkelanjutan untuk mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut. Reboisasi dan rehabilitasi lahan dilakukan untuk memulihkan ekosistem yang terganggu.

TiketBromo