Risiko Kesehatan Para Penambang di Kawah Ijen

Para penambang di Kawah Ijen menghadapi berbagai risiko kesehatan akibat paparan gas beracun dan kondisi kerja ekstrem di sekitar kawah aktif.

DESTINASI WISATALAINNYA

Arum

6/26/20252 min read

a group of people standing on top of a mountain
a group of people standing on top of a mountain

Kawah Ijen, yang terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur, terkenal dengan fenomena api biru (blue fire) yang memukau dan danau kawah asam terbesar di dunia. Namun, di balik keindahan alam tersebut, terdapat realitas keras yang dihadapi oleh para penambang belerang yang bekerja di sana. Mereka menjalani kehidupan penuh risiko demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Artikel ini akan mengulas berbagai risiko kesehatan yang dihadapi oleh penambang belerang di Kawah Ijen dan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampaknya.

1. Kondisi Kerja yang Ekstrem

Para penambang di Kawah Ijen bekerja dalam kondisi yang sangat ekstrem. Mereka harus mendaki lereng curam menuju kawah aktif untuk menambang belerang yang terbentuk dari gas vulkanik yang keluar dari retakan tanah. Setelah menambang, mereka membawa hasil tambang seberat 70–90 kilogram menggunakan keranjang bambu yang digantungkan di kedua sisi tiang yang disangkutkan di bahu. Perjalanan turun gunung dengan beban berat ini memerlukan waktu sekitar 1,5 hingga 2 jam. Sesampainya di pos timbang, belerang ditimbang dan dibayar berdasarkan beratnya, dengan harga sekitar Rp 1.000 per kilogram.

open trip ke bromo dari malang & Surabaya

2. Paparan Gas Beracun

Salah satu risiko terbesar yang dihadapi oleh para penambang adalah paparan terhadap gas beracun seperti sulfur dioksida (SO₂) dan hidrogen sulfida (H₂S). Gas-gas ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernapasan, mata, dan kulit. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pernapasan kronis dan kerusakan permanen pada saluran pernapasan. Sayangnya, banyak penambang yang bekerja tanpa perlindungan yang memadai, seperti masker atau pelindung tubuh lainnya. Sebagian besar hanya menggunakan kain basah yang digigit sebagai pelindung sementara. Hal ini meningkatkan risiko terkena dampak negatif dari paparan gas beracun tersebut.

3. Dampak Kesehatan Fisik

Selain paparan gas beracun, beban fisik yang berat juga menjadi tantangan besar bagi para penambang. Mereka harus membawa beban berat dalam perjalanan yang panjang dan melelahkan. Beban berat ini dapat menyebabkan kelainan pada tulang belakang, bahu, dan kaki. Rata-rata harapan hidup penambang di Kawah Ijen diperkirakan tidak lebih dari 50 tahun. Selain itu, banyak penambang yang juga mengalami masalah kesehatan lainnya, seperti osteoporosis, nyeri punggung, dan kelelahan otot.

4. Masalah Kesehatan Gigi

Paparan terhadap gas belerang juga dapat menyebabkan masalah kesehatan gigi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh drg. Retno Palupi, para penambang yang terpapar gas belerang dalam jangka panjang cenderung mengalami erosi gigi. Erosi gigi ini disebabkan oleh asam sulfat yang terkandung dalam gas belerang, yang dapat merusak enamel gigi. Selain itu, penggunaan kain basah yang digigit sebagai pelindung juga dapat memperburuk kondisi gigi para penambang.

TiketBromo