Perjalanan Menantang Demi Menyaksikan Blue Fire

Petualangan seru penuh tantangan untuk menyaksikan keajaiban blue fire yang hanya muncul di tempat-tempat tertentu.

DESTINASI WISATA

Arum

5/31/20252 min read

lake in the middle of mountains during daytime
lake in the middle of mountains during daytime

Fenomena alam yang langka dan menakjubkan selalu menjadi daya tarik bagi para petualang dan pencinta alam. Salah satu fenomena yang paling mengagumkan dan menjadi perbincangan di kalangan wisatawan adalah Blue Fire di Kawah Ijen. Fenomena ini bukan hanya sekadar keindahan visual, tetapi juga perjalanan yang penuh tantangan. .

Apa Itu Blue Fire Kawah Ijen?

Blue Fire atau Api Biru adalah fenomena alam yang hanya dapat disaksikan di dua tempat di dunia, salah satunya adalah Kawah Ijen di Jawa Timur, Indonesia. Kawah Ijen sendiri merupakan gunung berapi aktif yang terkenal dengan keindahannya dan kandungan sulfur yang melimpah. Api biru ini muncul akibat pembakaran gas sulfur yang keluar dari kawah pada suhu tinggi, bertemu dengan oksigen di udara, dan terbakar menghasilkan nyala api berwarna biru yang spektakuler.

Fenomena Blue Fire di Kawah Ijen hanya bisa disaksikan pada malam hari, tepatnya antara pukul 02.00 hingga 04.00 WIB. Api biru ini tampak lebih jelas di saat udara malam yang dingin, dan hanya sedikit tempat di dunia yang memiliki kejadian alam serupa, menjadikan Kawah Ijen sebagai destinasi impian bagi banyak wisatawan dan fotografer. Namun, di balik pesonanya, terdapat perjalanan yang penuh tantangan dan risiko yang harus dihadapi.

Perjalanan Menantang ke Kawah Ijen

Bagi para petualang, mendaki Kawah Ijen untuk menyaksikan Blue Fire adalah pengalaman yang tidak mudah dilupakan. Perjalanan ini membutuhkan kesiapan fisik dan mental, serta pemahaman tentang tantangan yang akan dihadapi di sepanjang perjalanan.

open trip ke bromo dari malang & Surabaya

1. Mendaki Gunung di Malam Hari

Mendaki Kawah Ijen pada malam hari menjadi tantangan utama bagi wisatawan yang ingin menyaksikan Blue Fire. Trek yang curam dan berbahaya mengharuskan para pendaki untuk menggunakan penerangan senter atau headlamp. Selain itu, udara yang dingin dan kadang berangin kencang membuat perjalanan semakin sulit. Para pendaki harus berhati-hati dan menjaga keseimbangan, karena medan yang terjal dan licin akibat abu vulkanik bisa membuat seseorang terjatuh.

2. Jarak Tempuh dan Durasi Pendakian

Untuk mencapai puncak Kawah Ijen, para pendaki harus menempuh perjalanan sekitar 3 kilometer dari pos pendakian. Waktu yang dibutuhkan untuk sampai di kawah biasanya sekitar 1,5 hingga 2 jam. Meskipun perjalanan ini tidak terlalu panjang, medan yang berat membuat pendakian terasa lebih sulit, terutama bagi mereka yang tidak terbiasa dengan aktivitas fisik yang intens. Penting untuk membawa air minum, mengenakan pakaian yang sesuai, dan memakai sepatu gunung yang nyaman.

3. Paparan Gas Berbahaya

Salah satu tantangan terbesar saat mendaki Kawah Ijen adalah paparan gas sulfur yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas ini bisa mengiritasi saluran pernapasan, menyebabkan sesak napas, dan dalam kasus ekstrem dapat mengancam nyawa. Oleh karena itu, wisatawan diharuskan mengenakan masker gas untuk melindungi diri dari dampak buruk gas sulfur yang keluar dari kawah. Namun, meskipun menggunakan masker, paparan gas ini tetap menjadi tantangan yang harus dihadapi.

4. Pekerja Penambang Sulfur

Selama perjalanan, Anda akan bertemu dengan para penambang sulfur yang bekerja di Kawah Ijen. Mereka melakukan pekerjaan yang sangat berbahaya dengan membawa beban belerang yang sangat berat dari dalam kawah. Mereka harus turun naik kawah dengan keranjang bambu yang berisi belerang cair, yang kadang mencapai lebih dari 70 kilogram. Keadaan ini sangat menyentuh hati, karena para penambang ini bekerja tanpa perlindungan yang memadai dan menghadapi risiko kesehatan yang tinggi akibat gas beracun.

TiketBromo