Peran Penambang dalam Industri Belerang Lokal
Penambang belerang di Kawah Ijen memegang peran penting dalam memasok kebutuhan industri lokal, meski harus bekerja dalam kondisi ekstrem dan penuh risiko.
TIPS & TRIK PERJALANAN
Arum
6/29/20252 min read
Di balik keindahan Kawah Ijen yang memukau, terdapat kisah perjuangan para penambang belerang yang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari industri belerang lokal di Jawa Timur. Mereka dikenal sebagai "penambang emas setan" karena warna kuning mencolok dari belerang yang mereka angkut. Namun, di balik julukan tersebut, tersimpan tantangan berat dan kondisi kerja yang memprihatinkan.
Sejarah dan Peran Penambang Belerang
Penambangan belerang di Kawah Ijen telah berlangsung sejak tahun 1968. Para penambang mengambil belerang cair yang keluar dari pipa keramik di dasar kawah, kemudian membiarkannya mendingin dan mengeras menjadi padatan kuning. Mereka kemudian memecah belerang tersebut menjadi bongkahan besar dan mengangkutnya menggunakan keranjang bambu seberat 70 hingga 90 kilogram, mendaki medan terjal dengan kemiringan 45 hingga 60 derajat, sejauh 3 km menuju jalan raya untuk ditimbang dan dijual ke pabrik belerang terdekat. Sebagian besar penambang melakukan perjalanan ini dua kali sehari .
Para penambang ini memainkan peran vital dalam memenuhi kebutuhan industri belerang lokal, yang digunakan dalam berbagai produk, termasuk pupuk, obat-obatan, dan bahan kimia industri lainnya. Meskipun kontribusi mereka sangat besar, kondisi kerja yang mereka hadapi sangat berat dan berisiko tinggi.
Tantangan yang Dihadapi Penambang Belerang
1. Kondisi Kerja yang Berbahaya
Para penambang harus bekerja di lingkungan yang ekstrem. Asap belerang yang tebal dan beracun sering kali membuat mereka kesulitan bernapas. Mereka juga harus menghadapi suhu tinggi dan medan yang terjal. Tanpa perlindungan yang memadai, banyak dari mereka yang mengalami gangguan pernapasan, iritasi kulit, dan cedera fisik .
2. Kesehatan yang Terancam
Paparan jangka panjang terhadap gas belerang dapat menyebabkan masalah kesehatan serius. Beberapa penambang mengalami gangguan pernapasan kronis, kulit terbakar, dan bahkan deformitas tubuh akibat beban berat yang mereka angkut setiap hari .
3. Pendapatan yang Tidak Memadai
Meskipun pekerjaan ini sangat berat, pendapatan yang diperoleh penambang sangat minim. Sebagian besar penambang hanya mendapatkan sekitar Rp75.000 hingga Rp100.000 per hari, yang harus dibagi dengan biaya transportasi dan kebutuhan sehari-hari. Pendapatan ini tidak sebanding dengan risiko dan kerja keras yang mereka lakukan .
open trip ke bromo dari malang & Surabaya
4. Kurangnya Perlindungan Sosial
Sebagian besar penambang bekerja secara mandiri atau dengan kontrak tidak tetap. Hal ini membuat mereka tidak memiliki akses ke jaminan kesehatan, asuransi, atau pensiun. Ketika mereka sakit atau cedera, mereka harus menanggung biaya pengobatan sendiri tanpa dukungan dari pihak lain .
Transformasi dan Upaya Peningkatan Kesejahteraan
Menyadari tantangan yang dihadapi, beberapa penambang mulai bertransformasi untuk meningkatkan kesejahteraan mereka dan keluarga. Sejak 2013, sebagian penambang mulai mengurangi aktivitas penambangan dan beralih ke usaha lain, seperti menyediakan homestay untuk wisatawan, menjadi pemandu wisata, beternak kambing Etawa, dan budidaya ikan lele. Transformasi ini bertujuan untuk meningkatkan keberlanjutan ekonomi keluarga dan mengurangi ketergantungan pada penambangan belerang .
Namun, tidak semua usaha tersebut berhasil. Beberapa usaha, seperti beternak kambing dan budidaya ikan lele, menghadapi kendala seperti kurangnya pengetahuan dan keterampilan di bidang tersebut, serta perbedaan pola pendapatan yang tidak langsung. Sebaliknya, usaha produksi bata beton menunjukkan hasil yang lebih baik dalam meningkatkan ekonomi keluarga penambang .
Solusi untuk Meningkatkan Kesejahteraan Penambang
1. Peningkatan Upah dan Sistem Pembayaran yang Adil
Pemerintah dan perusahaan terkait perlu mengevaluasi kembali sistem upah yang diterima oleh para penambang. Meningkatkan upah dan memastikan pembayaran yang tepat waktu dapat membantu meningkatkan kesejahteraan mereka.
2. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD)
Penyediaan masker, pelindung mata, dan pakaian pelindung lainnya sangat penting untuk melindungi para penambang dari paparan gas berbahaya dan cedera fisik. Pemerintah dan perusahaan harus bekerja sama untuk menyediakan APD yang memadai bagi para penambang.
3. Program Kesehatan dan Pendidikan
Mendirikan klinik kesehatan di daerah sekitar Kawah Ijen dapat membantu penambang mendapatkan perawatan medis yang mereka butuhkan. Selain itu, program pendidikan untuk anak-anak penambang dapat membuka peluang bagi generasi mendatang untuk memiliki kehidupan yang lebih baik dan tidak terjebak dalam siklus kemiskinan.
4. Diversifikasi Sumber Pendapatan
Mendorong penambang untuk mengembangkan keterampilan lain, seperti kerajinan tangan atau pariwisata, dapat membantu mereka memiliki sumber pendapatan tambahan.
TiketBromo.Com
Jelajahi keindahan Bromo dan sekitarnya bersama kami. Paket wisata terbaik dengan pelayanan profesional.
Kontak
info@tiketbromo.com
Jl. Raya Bromo No.6-7, Malang, Jawa Timur, Indonesia
TiketBromoPariwisata © 2025. All rights reserved.
+6285233202057