Kawah Ijen: Antara Pariwisata dan Aktivitas Tambang

Menjelajahi Kawah Ijen yang unik dengan dualitas antara keindahan pariwisata dan kerasnya aktivitas penambangan belerang. Temukan bagaimana kedua sisi ini saling berdampingan di kawasan vulkanik yang memukau ini.

DESTINASI WISATA

Arum

7/1/20252 min read

brown rocky mountain near body of water under white clouds during daytime
brown rocky mountain near body of water under white clouds during daytime

Kawah Ijen, terletak di perbatasan Kabupaten Banyuwangi dan Bondowoso, Jawa Timur, Indonesia, merupakan salah satu destinasi wisata alam yang menakjubkan. Dikenal dengan fenomena api biru (blue fire) yang langka dan kawah asam terbesar di dunia, Kawah Ijen menarik ribuan wisatawan setiap tahunnya. Namun, di balik pesonanya, terdapat aktivitas penambangan belerang yang telah berlangsung selama berabad-abad, dengan para penambang yang mempertaruhkan nyawa demi mencari nafkah.

Fenomena Alam yang Memikat

Kawah Ijen merupakan bagian dari kompleks vulkanik Ijen yang memiliki luas sekitar 12 mil (19 km) dan terdiri dari beberapa kawah dan gunung berapi. Salah satu fitur paling mencolok dari Kawah Ijen adalah danau kawahnya yang memiliki tingkat keasaman sangat tinggi, dengan pH sekitar 0,3, menjadikannya sebagai danau asam terbesar di dunia . Fenomena api biru yang terlihat pada malam hari terjadi akibat pembakaran gas belerang yang keluar dari kawah, menciptakan nyala api biru yang memukau.

Aktivitas Penambangan Belerang

Di balik keindahan alamnya, Kawah Ijen juga merupakan lokasi penambangan belerang yang aktif. Para penambang, yang dikenal sebagai "penambang belerang Ijen," bekerja dengan cara tradisional untuk mengekstraksi belerang dari kawah. Mereka menggunakan alat sederhana seperti tongkat besi untuk memecah belerang yang mengeras dan keranjang bambu untuk mengangkutnya. Setiap hari, para penambang harus mendaki dan menuruni lereng curam kawah dengan membawa beban berat, yang dapat mencapai 70 hingga 90 kilogram .

Pekerjaan ini sangat berbahaya karena para penambang terpapar gas beracun seperti sulfur dioksida dan hidrogen sulfida tanpa perlindungan yang memadai. Paparan jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pernapasan dan masalah kesehatan lainnya. Meskipun demikian, pekerjaan ini menjadi sumber mata pencaharian utama bagi sebagian besar penduduk lokal .

open trip ke bromo dari malang & Surabaya

Dampak Pariwisata terhadap Penambangan

Kehadiran wisatawan di Kawah Ijen memberikan dampak ganda terhadap aktivitas penambangan. Di satu sisi, pariwisata membawa manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar melalui sektor akomodasi, transportasi, dan jasa pemandu wisata. Di sisi lain, tingginya jumlah wisatawan yang mengunjungi kawasan ini dapat meningkatkan risiko kecelakaan dan paparan gas berbahaya bagi para penambang. Selain itu, interaksi antara wisatawan dan penambang sering kali menimbulkan dilema etis, terutama terkait dengan eksploitasi citra penambang sebagai objek wisata .

Solusi untuk Meningkatkan Kesejahteraan dan Keamanan

Untuk memastikan keberlanjutan aktivitas penambangan dan pariwisata yang saling mendukung, diperlukan langkah-langkah strategis sebagai berikut:

  1. Peningkatan Kesadaran dan Pendidikan bagi Wisatawan

Wisatawan perlu diberikan edukasi tentang pentingnya menghormati para penambang dan tidak menjadikan mereka sebagai objek foto tanpa izin. Penyuluhan mengenai etika berwisata yang baik dapat dilakukan melalui media sosial, situs web resmi, dan pemandu wisata lokal.

  1. Penyediaan Alat Pelindung Diri (APD) bagi Penambang

Pemerintah dan pihak terkait perlu menyediakan APD yang memadai bagi para penambang, seperti masker oksigen, pelindung mata, dan pakaian pelindung. Hal ini penting untuk mengurangi risiko kesehatan akibat paparan gas berbahaya.

  1. Diversifikasi Sumber Pendapatan bagi Masyarakat Lokal

Pemerintah dapat mengembangkan program pelatihan keterampilan bagi masyarakat sekitar Kawah Ijen, seperti pembuatan kerajinan tangan, pertanian organik, atau usaha mikro lainnya. Diversifikasi ekonomi ini dapat mengurangi ketergantungan masyarakat pada penambangan belerang.

  1. Pengembangan Infrastruktur Pariwisata yang Berkelanjutan

Pembangunan fasilitas wisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, seperti jalur pendakian yang aman, area observasi yang terkelola dengan baik, dan sistem pengelolaan sampah yang efisien, dapat meningkatkan pengalaman wisatawan dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

  1. Kolaborasi antara Pemerintah, Masyarakat, dan Sektor Swasta

Kerja sama antara pemerintah daerah, masyarakat lokal, dan sektor swasta sangat penting dalam mengelola Kawah Ijen sebagai destinasi wisata dan lokasi penambangan. Melalui dialog dan perencanaan bersama, solusi yang saling menguntungkan dapat dicapai.

TiketBromo