Bagaimana Gunung Bromo Terbentuk? Penjelasan Ilmiah Sederhana

Gunung Bromo terbentuk dari aktivitas vulkanik bertahap, menciptakan kaldera besar dan puncak yang ikonik di Jawa Timur.

DESTINASI WISATA

Arum

6/18/20254 min read

SUVs on dirt road in front of mountain
SUVs on dirt road in front of mountain

Gunung Bromo adalah salah satu gunung berapi yang paling terkenal di Indonesia, terutama di kalangan wisatawan yang datang dari seluruh penjuru dunia. Terletak di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, gunung ini menawarkan pemandangan alam yang sangat menakjubkan. Namun, apa yang membuat Gunung Bromo begitu menarik tidak hanya dari segi pemandangan, tetapi juga dari segi geologi dan proses terbentuknya. Dalam artikel ini, kita akan membahas bagaimana Gunung Bromo terbentuk secara ilmiah dengan penjelasan yang sederhana namun mudah dipahami.

Letak dan Gambaran Umum Gunung Bromo

Gunung Bromo terletak di Provinsi Jawa Timur, Indonesia, dan termasuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru yang terkenal. Kawasan ini juga merupakan rumah bagi Gunung Semeru, gunung tertinggi di Pulau Jawa. Gunung Bromo sendiri adalah gunung berapi aktif yang memiliki ketinggian sekitar 2.329 meter di atas permukaan laut (mdpl). Keindahan alamnya, terutama matahari terbit yang dapat dilihat dari Puncak Penanjakan, membuat Bromo menjadi destinasi wisata utama yang dikunjungi oleh ribuan orang setiap tahunnya.

Namun, selain keindahan alamnya, Bromo juga memiliki sejarah geologi yang menarik dan merupakan salah satu contoh terbaik dari bagaimana gunung berapi terbentuk melalui berbagai proses alam yang berlangsung selama jutaan tahun.

Proses Terbentuknya Gunung Bromo

Gunung Bromo adalah bagian dari sistem vulkanik yang sangat besar, yang juga mencakup beberapa gunung berapi lainnya seperti Gunung Semeru dan Gunung Batok. Untuk memahami bagaimana Gunung Bromo terbentuk, kita perlu mempelajari lebih dalam tentang proses geologinya, mulai dari pembentukan kerak bumi hingga terjadinya letusan yang membentuk gunung berapi tersebut.

1. Pembentukan Gunung Bromo: Awal Proses Geologi

Proses pembentukan Gunung Bromo dimulai dari aktivitas tektonik di dasar bumi. Secara umum, gunung berapi terbentuk karena adanya pergerakan lempeng bumi yang saling bertabrakan, saling menjauh, atau saling menggeser satu sama lain. Pergerakan lempeng bumi inilah yang menyebabkan terbentuknya celah atau retakan di kerak bumi yang kemudian memungkinkan magma dari dalam perut bumi untuk keluar ke permukaan.

open trip ke bromo dari malang & Surabaya

Pada sekitar dua juta tahun yang lalu, wilayah sekitar Gunung Bromo merupakan bagian dari kawasan yang mengalami pergeseran tektonik yang besar. Ketika dua lempeng tektonik bertabrakan, salah satunya terpaksa turun ke bawah lempeng lainnya dalam proses yang disebut subduksi. Proses ini menghasilkan tekanan yang sangat tinggi di bawah permukaan bumi, yang akhirnya mendorong magma keluar melalui celah atau retakan tersebut.

Magama yang keluar ke permukaan bumi membentuk gunung berapi yang kita kenal sebagai Gunung Bromo. Namun, Gunung Bromo yang kita lihat sekarang bukan terbentuk dalam satu letusan saja, tetapi melalui serangkaian letusan yang berlangsung selama ribuan tahun.

2. Aktivitas Vulkanik dan Pembentukan Kaldera

Seperti halnya gunung berapi lainnya, Gunung Bromo terbentuk melalui aktivitas vulkanik yang terjadi berulang kali dalam jangka waktu yang panjang. Letusan pertama yang tercatat di wilayah ini terjadi sekitar dua juta tahun yang lalu, dan sejak saat itu, Bromo terus mengalami letusan dengan intensitas yang bervariasi.

Pada awalnya, Gunung Bromo muncul sebagai sebuah gunung berapi besar yang memiliki puncak yang lebih tinggi. Namun, setelah mengalami serangkaian letusan besar, bagian puncak gunung mulai runtuh dan menciptakan kawah yang sangat besar. Kawah ini kemudian dikenal sebagai Kawah Bromo, yang kini menjadi ciri khas dari gunung ini.

Pada tahap selanjutnya, bagian dalam kawah Bromo terus mengalami erupsi dan pembentukan lapisan lava baru, sementara sebagian besar struktur gunung mulai hancur akibat erupsi yang terus-menerus. Proses ini membentuk kaldera atau cekungan besar di sekitar kawah, yang saat ini dikenal sebagai "Lautan Pasir Bromo." Kaldera ini menciptakan pemandangan yang sangat unik, dengan lautan pasir yang luas yang dikelilingi oleh pegunungan dan gunung-gunung lain, seperti Gunung Batok yang terletak tidak jauh dari Bromo.

3. Proses Aktivitas Vulkanik Berlanjut hingga Saat Ini

Gunung Bromo tidak hanya terbentuk dalam satu periode letusan saja, tetapi terus mengalami aktivitas vulkanik secara berkala. Meskipun saat ini letusan Bromo tidak seintensif beberapa abad yang lalu, gunung ini tetap aktif dan terus menunjukkan aktivitas geologinya.

Bromo terus mengeluarkan asap vulkanik yang berasal dari dalam kawahnya. Aktivitas ini merupakan tanda bahwa magma masih ada di bawah permukaan, dan tekanan yang ada dapat menyebabkan letusan atau semburan gas. Meskipun letusan besar seperti yang terjadi pada tahun 1966 tidak terlalu sering terjadi, gejala-gejala seperti gempa bumi kecil dan keluarnya gas tetap menjadi bagian dari siklus kehidupan Gunung Bromo.

Masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Bromo, khususnya Suku Tengger, telah lama memahami bahwa gunung ini adalah tempat yang sangat dihormati. Mereka menyadari bahwa meskipun Bromo menawarkan keindahan alam yang memukau, gunung ini juga adalah tempat yang penuh dengan kekuatan alam yang tidak bisa diprediksi. Karena itu, mereka selalu melakukan ritual dan upacara untuk memohon keselamatan, seperti upacara Yadnya Kasada yang terkenal.

4. Dampak Gunung Bromo terhadap Lingkungan Sekitar

Letusan-letusan yang terjadi di Gunung Bromo memiliki dampak besar terhadap lingkungan sekitar. Seiring waktu, letusan tersebut tidak hanya membentuk pemandangan yang menakjubkan tetapi juga mempengaruhi ekosistem di kawasan sekitarnya. Proses pembentukan gunung berapi juga berperan dalam penyuburan tanah di sekitarnya, karena abu vulkanik yang dikeluarkan selama letusan mengandung unsur-unsur penting yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.

Selain itu, adanya kawah dan lautan pasir yang terbentuk akibat aktivitas vulkanik menciptakan habitat yang unik bagi berbagai jenis flora dan fauna yang hanya dapat ditemukan di kawasan ini. Beberapa spesies tumbuhan dan hewan yang hidup di kawasan Bromo merupakan spesies endemik yang hanya dapat ditemukan di daerah vulkanik seperti ini.

Namun, meskipun memberikan banyak manfaat bagi lingkungan, aktivitas vulkanik di Gunung Bromo juga bisa membawa dampak negatif, terutama jika terjadi letusan besar. Oleh karena itu, penting untuk menjaga keseimbangan antara melestarikan alam dan meminimalisir dampak buruk yang bisa ditimbulkan oleh letusan gunung berapi.

5. Penutup: Gunung Bromo Sebagai Warisan Alam

Gunung Bromo adalah salah satu contoh terbaik dari bagaimana alam bekerja dalam bentuk yang paling spektakuler. Proses pembentukannya yang panjang, mulai dari aktivitas tektonik hingga letusan-letusan besar yang menciptakan kaldera, menunjukkan betapa kuatnya kekuatan alam. Sebagai salah satu gunung berapi aktif, Bromo masih menunjukkan aktivitas vulkaniknya hingga saat ini, meskipun tidak seintensif masa lalu.

Keindahan Bromo yang luar biasa, terutama matahari terbitnya yang terkenal, telah menjadikannya sebagai destinasi wisata utama di Indonesia. Namun, selain sebagai objek wisata, Gunung Bromo juga merupakan simbol dari kekuatan alam dan budaya masyarakat Tengger yang telah menjaga hubungan spiritual mereka dengan gunung ini selama berabad-abad.

TiketBromo